Fungsi Kelompok: Peran, Status, Norma-norma, dan Kohesivitas
Peran
Peran
membantu mengklarifikasikan tanggung jawab dan kewajiban orang-orang yang
menjadi bagian kelompok. Selain itu, peran memberikan sebuah cara penting untuk
membentuk perilaku dan pikiran para anggotanya.
Tetapi, peran juga memiliki sisi
negatif. Anggota kelompok kadang-kadang mengalami konflik peran – stres yang
berakar pada kenyataan bahwa dua peran (atau lebih) yang dimainkannya tidak
kompatibel. Sebuah contoh yang sangat umum untuk itu adalah tekanan yang
dialami oleh ibu dan bapak baru, yang tibatiba saja harus menghadapi kewajiban
yang terkait dengan sebuah peran– yaitu menjadi orangtua – yang tidak konsisten
dengan kewajiban yang terkait dengan peran mahasiswa atau pegawai.
Status:
Prestise dari Berbagai Peran
Anda
tahu bahwa status – posisi atau jenjang sosial seseorang di dalam sebuah
kelompok – dianggap sebagai masalah serius oleh banyak orang. Di dalam kasus
apapun, status adalah salah satu faktor penting di dalam fungsi kelompok. Peran
atau posisi yang berbeda di kelompok berhubungan dengan level status yang
berbeda, dan orang seringkali sangat sensitif terhadap fakta ini.
Norma: Aturan Main.
Aturan di dalam kelompok yang
menunjukkan bagaimana anggotanya seharusnya (atau seharusnya tidak) berperilaku
Norma memberitahukan tentang cara untuk berperilaku (norma preskriptif) atau
untuk tidak berperilaku (norma proskriptif) di dalam berbagai situasi.
Kohesivitas: Lem Perekat.
Semua kekuatan (faktor) yang menyebabkan
Anggota kelompok tetap bertahan di dalam kelompok. Cota dan para koleganya
(1995) menyatakan bahwa kohesivitas melibatkan dua dimensi primer: tugas-sosial
dan individual-kelompok. Dimensi tugas-sosia
terkait dengan sejauh mana individu tertarik pada tujuan kelompok
(tugas) atau hubungan sosial yang terdapat di dalamnya (sosial). Dimensi
individualkelompok berhubungan dengan sejauh mana para anggota committed terhadap
kelompoknya atau terhadap anggota-anggota lainnya. Sebagai contoh, kohesivitas
mungkin berhubungan dengan status (pangkat). Orang-orang yang berpangkat lebih
tinggi memiliki kohesivitas lebih tinggi dibanding mereka yang berpangkat lebih
rendah. Di dalam tim olahraga, peran individual masing-masing pemain mungkin
lebih penting dalam menentukan kohesivitas.
Faktor-faktor tambahan yang
mempengaruhi kohesivitas antara lain: (1) besarnya usaha yang dibutuhkan untuk
dapat menjadi anggota kelompok – semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk
bergabung, semakin tinggi ketertarikan orang terhadapnya (lihat diskusi kami
tentang teori disonansi di Bab 4); (2) ancaman dari luar atau persaingan keras
(Sherif dan kawan-kawan, 1961); dan (3) ukuran – kelompok-kelompok kecil
cenderung lebih kohesif dibanding kelompok-kelompok besar.
Baca artikel lain seputar materi kuliah Psikologi di halaman Materi Kuliah Psikologi
Baca artikel lain seputar materi kuliah Psikologi di halaman Materi Kuliah Psikologi
- Fungsi Kelompok: Peran, Status, Norma-norma, dan K...
- Pembentukan Kelompok: Mengapa Orang Bergabung deng...
- Pengertian Kelompok
No comments:
Post a Comment
Silahkan komentar apapun asal tidak menyinggung SARA